Upaya dokumentasi langkah-langkah dalam hidup

Kamis, 27 Maret 2014

Suara-Suara yang Terus Bergerak

 Oleh Firdaus Yusuf

"Dalam perang yang panjang, semua orang baik, orang pintar, kritis, dan punya pendirian, semuanya mati. Mati dibunuh. Yang tinggal hanyalah orang-orang berkepala dua," ujar Otto berseloroh.
Di depan ruang rapat kantor Acehnese Civil Society Task Force (ACSTF), sebuah Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) yang terletak di Jalan Merak No. 46 D, Gampong Neusu Aceh, Kecamatan Baiturrahman,  Banda Aceh, Otto Nur Abdullah, 55 tahun, keluar dari mobil Toyota Avanza. Pria yang lebih dikenal dengan nama: Otto Syamsuddin Ishak, itu, menenteng tas samping dan sebuah buku. Buku yang dipegangnya berkenaan dengan Hak Asasi Manusia (HAM) kalau saya tidak salah lihat. Pria yang memiliki kumis agak tebal itu mengenakan batik dan celana jins hitam.
“Ada koran yang hari ini?” tanyanya, setelah tak menemukan koran edisi 15 Maret di atas meja panjang dan bundar di dalam ruang rapat.